Techbiz.id – Pemerintah terus mendorong pengembangan telemedisin sebagai solusi kesehatan di tengah pandemi covid-19.
Keberadaan layanan telemedisin menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjadi salah satu agenda dalam percepatan transformasi digital.
Menteri Johnny menilai telemedis sebagai layanan kesehatan jarak jauh memungkinkan pasien dan tenaga kesehatan berdiskusi tanpa harus bertatap muka.
Baca juga: Kominfo: Frekuensi Penyiaran Harus Dikelola dengan Baik
“Dengan cara ini, tidak sedikit masyarakat yang telah beralih ke solusi layanan telemedisin,” ujarnya.
Mengutip data McKinsey (2000), Menteri Johnny menyatakan bahwa 44% responden menyatakan bahwa mereka beralih dari konsultasi tatap muka ke konsultasi daring.
“Katadata juga mencatat terjadi lonjakan kunjungan ke aplikasi telemedis sebesar 600% selama masa pandemi,” ungkapnya.
Menurutnya, kebiasaan baru di bidang kesehatan ini menjadi salah satu indikator kuat bahwa pandemi Covid-19 adalah katalis atau faktor yang mempercepat transformasi digital.
“Momentum yang menurut arahan Bapak Presiden Joko Widodo tidak boleh dilewatkan dan justru harus dimanfaatkan. Upaya ini tercakup dalam bingkai besar agenda Percepatan Transformasi Digital Nasional,” ujarnya.
Menteri Johnny juga mengharapkan adanya terobosan di bidang medis agar bisa segera keluar dari kondisi pandemi.
“Terobosan-terobosan baru di bidang medis sangat dinantikan untuk segera keluar dari pandemi. Terobosan-terobosan ini jugalah yang akan memperkuat optimisme untuk segera keluar dari kontraksi ekonomi,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa sampai Jumat, 21 Agustus 2020 (kemarin), terdapat 149.408 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia; dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 102.991 orang atau sekitar 69% dari kasus konfirmasi positif.
“Data ini perlu dimaknai sebagai sebuah dorongan untuk terus mencari terobosan penanganan Covid-19 secara lebih efektif, sekaligus lebih efisien,” tutur Menteri Johnny.
Ada banyak teknologi yang tengah dikembangkan untuk berbagai tujuan, mulai dari symptoms check sampai deteksi lebih dari 600 jenis penyakit secara digital.
“Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), Big Data Analytics, Internet of Things, dan sederet teknologi digital lainnya membuka kesempatan-kesempatan baru dalam perbaikan kualitas dan peningkatan kecepatan layanan kesehatan,” tegas Kominfo.
Menurut Menteri Johnny, penggunaan layanan telemedis juga dapat membantu penanganan Covid-19 secara lebih luas.
“Cara ini, misalnya, bisa membantu untuk mendeteksi hingga ke tahapan apakah seorang pasien harus menjalani tes PCR atau tidak. Lebih jauh lagi, bantuan konsultasi telemedis bisa menekan jumlah pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit atau pusat layanan kesehatan lainnya,” tuturnya.
Menteri Kominfo menyatakan, percepatan transformasi digital nasional tentu mampu memperluas dan memperbaiki kualitas layanan telemedis, bahkan diharapkan dapat menjangkau daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).