Selasa, April 16, 2024

Daya Beli Menurun, Permintaan Smartphone Low-End Meningkat

Techbiz.id – Lembaga riset IDC mencatat bahwa pasar smartphone Indonesia sepanang 2020 masih terdampak oleh pandemi covid-19 yang menyebabkan menururnnya daya beli masyarakat.

Disebutkan IDC, dampak ekonomi dan karantina selama pandemi Covid-19 mengakibatkan pengiriman smartphone perkuartal di Indonesia mencatatkan rekor terendah sejak 2016.

Menurut laporan IDC, pasar smartphone Indonesia mulai pulih sejak bulan Juni ketika karantina ketat diberhentikan, dengan total 7.1 juta smartphone dikirimkan di 2Q20, atau turun 26 persen secara year-on-year (YoY) dan 3 persen quarter-on-quarter (QoQ).

Baca juga: Pasar Smartphone di Asia jadi Korban Pandemi Covid-19

Namun demikian, angka kasus baru Covid-19 yang terus meningkat menciptakan ketidakpastian di pasar, dan diperkirakan pemulihan terhadap pasar smartphone akan lebih lambat sebagaimana pemerintah yang kembali menerapkan kebijakan karantina di daerah dengan tingkat penularan virus yang tinggi.

Smartphone low-end

Pemberlakuan pembatasan sosial yang mengharuskan siswa untuk belajar dari rumah telah mendorong pangsa pasar smartphone kelas low-end (USD100 < USD200) mencapai lebih dari 75 persen.

Angka tersebut meningkat dari pangsa 48 persen pada tahun lalu. Berbagai model smartphone baru pun diluncurkan oleh semua merek ternama yang ada di segmen ini.

Di segmen low-end ini Vivo memegang pangsa pasar terbesar dengan mengandalkan distribusi ke unorganized retail channel untuk penjualan pada 2Q20 karena toko-toko ini masih beroperasi selama karantina.

Sementara itu, Oppo mempertahankan eksistensinya yang kuat di kategori mid-range (USD$200<US$400) karena model terbarunya, A52, A92, dan A91 yang populer di pasar.

Samsung mengubah strateginya dengan menjadikan M-series ekslusif untuk pasar online pada 2Q20. Namun, jajaran produk lain tampak kesulitan untuk bersaing dengan merek berbasis China di segmen midrange, hingga low-end.

Sedangkan Xiaomi diuntungkan dari permintaan besar terhadap smartphone dengan harga terjangkau, karena produk Redmi 8A Pro-nya yang populer di pasar, sehingga menempatkan Xiaomi sebagai pemimpin pangsa di segmen ultra low-end (<USD100).

Terbatsnya pasokan membuat pengiriman Realme menurun pada dua kuartal berturut-turut.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...