Sabtu, April 20, 2024

Indonesia Punya Daya Tarik Destinasi Investasi Data Center

Techbiz.id – Besarnya pasar domestik yang melek teknologi membuat Indonesia memiliki dayatarik bagi destinasi investasi data center di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Mark Smith, Managing Director, Asia Pacific, Digital Realty, Di luar Singapura, Indonesia memiliki daya tarik sebagai destinasi investasi data center di kawasan tersebut karena besarnya pasar domestik yang melek teknologi.

“Indonesia juga menawarkan potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen utama energi terbarukan yang menegaskan kemunculannya sebagai hub data center berkelanjutan,” ungkapnya.

Baca juga: Telkom Bangun Hyperscale Data Center Tier 4

Menurut penelitian terbaru dari Digital Realty dan Eco-Business, dengan 89% pakar yang disurvei di kawasan Asia Tenggara memperkirakan penggunaan data center akan tumbuh secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa Asia Tenggara diproyeksikan akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di bidang data center.

Penelitian Digital Realty dan Eco-Business ini juga menyoroti kurangnya kesadaran menjaga lingkungan (71%), kurangnya investasi (65%) dan kurangnya kerjasama dari pemangku kepentingan (61%) sebagai tantangan utama dalam upaya membuat data center yang lebih berkelanjutan.

Laporan ini menyoroti iklim tropis Asia Tenggara dan berbagai kesenjangan kebijakan sebagai hambatan lain bagi pertumbuhan jangka panjang kawasan ini sebagai pasar data center yang kompetitif dan berkelanjutan.

Singapura memiliki hambatan lain yakni luas areal yang terbatas, dibandingkan dengan pasar-pasar lain di kawasan tersebut.

“Asia Tenggara adalah menjadi kawasan yang memliki negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, dan pertumbuhannya yang pesat akan mengakselesari permintaan terhadap layanan data,” ujar Jessica Cheam, Managing Director, Eco-Business.

Dengan latar belakang ini, penyedia data center harus menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekaligus memastikan bahwa mereka memainkan peran dalam membantu negara memenuhi target-target iklim mereka.

Penelitian ini menegaskan bahwa kebutuhan terhadap proses pendinginan (cooling) merupakan 35%-40% total kebutuhan energi data center. Teknologi dan proses pendinginan yang hemat energi – termasuk pendinginnan dengan zat cair – merupakan peluang besar bagi operator data center untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya.

Indonesia jadi primadona

Laporan baru ini juga mengidentifikasikan Indonesia dan Malaysia sebagai rising star atau primadona yang berkembang pesat dan diperkirakan akan semakin meningkatkan pangsa pasar data center di kawasan ini.

Baca juga: Green Data Center Bakal Jadi Standar Industri

Kedua negara ini menawarkan kemudahan akses dan biaya masuk yang lebih rendah dibandingkan Singapura. Keduanya juga memiliki basis pelanggan digital dan pelanggan melek teknologi yang berusia muda dan berkembang cepat, yang mendorong pertumbuhan e-commerce dan industri teknologi yang dinamis, serta meningkatkan kebutuhan penyimpanan data.

Indonesia memiliki basis pengguna internet keempat terbesar di dunia dan satu-satunya anggota ASEAN dalam dalam kelompok G20. Dalam hal potensi pertumbuhan berkelanjutan, Indonesia memiliki cadangan energi geothermal (panas bumi) terbesar di dunia.

Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia yang bisa mengakomodasi pembangkit listrik tenaga angin dan generator arus pasang surut dalam skala besar.

Tenaga air saat ini merupakan sumber energi terbarukan terbesar di Indonesia, sedangkan energi geothermalbiothermal, surya dan angin diharapkan akan mengalami pertumbuhan eksponensial dalam beberapa tahun ke depan.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...