Techbiz.id – Data 533 juta pengguna Facebook dilaporkan telah bocor ke publik. Sebanyak 130.000 diantaranya merupakan milik pengguna Facebook asal Indonesia.
Sementara, pengguna Facebook yang paling banyak terdampak dilaporkan berasal dari negara Mesir (44,8 juta), Tunisia (39,5 juta), Italia (35,6 juta), dan Amerika Serikat (32,3 juta). Adapun total keseluruhan itu mecapai 106 negara yang terdampak.
Perlu diketahui, data pribadi yang bocor kali ini cukup lengkap, meliputi informasi nama lengkap, nomor telepon, lokasi, tanggal lahir, ID Facebook, gender, pekerjaan, asal negara, status pernikahan, hingga alamat e-mail.
Ratusan data pengguna ini pertama kali diunggah oleh pengguna di forum peretas amatir secara gratis. Alhasil, data pengguna yang cukup lengkap kini tersedia secara luas. Lalu apa akibatnya jika data Facebook terlanjur bocor ke publik?
Menurut Alon Gal, Chief Technology Officer (CTO) dari firma intelije kejahatan siber Hudson Rock, data pribadi yang bocor dapat memberikan peluang bagi para penjahat siber.
Dalam hal ini, mungkin saja bagi para penjahat siber melakukan penipuan atau peretasan dengan data tersebut.
“Basis data berisi informasi pribadi sebesar itu pasti akan dimanfaatkan cybercriminal untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan,” ujar Gal, dikutip dari Business Insider, Senin (5/4).
Apalagi menurut Gal, Facebook selaku kunci utama yang terkait dengan masalah ini justru tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, data tersebut sudah terlanjur terungkap secara luas.
Baca juga: Facebook Hadirkan Instagram Lite, Hanya Butuh Ruang 2MB
Kendati demikian, Gal mengungkapkan bahwa Facebook masih bisa mengimbau penggunanya agar tetap waspada terhadap adanya kemungkinan phising atau penipuan sejenisnya.
Hal ini karena pengguna yang mendaftar ke Facebook telah mempercayai mereka dengan memberikan data pribadi. “Facebook seharusnya memperlakukan data dengan sangat hormat,” pungkasnya.