Kamis, April 25, 2024

Transaksi Pembayaran Real-Time Global Melonjak 41%

Techbiz.id – Laporan global terbaru ACI Worldwide dan GlobalData mengungkapkan bahwa lebih dari 70,3 miliar transaksi pembayaran real-time telah diproses secara global pada 2020.

Angka tersebut melonjak 41% dibandingkan tahun sebelumnya, ketika pandemi COVID-19 secara dramatis telah mengakselerasi tren pergeseran dari transaksi tunai maupun cek menuju pembayaran digital dan real-time

Laporan bertajuk ‘Prime-Time for Real-Time’ yang memasuki tahun kedua diluncurkan pertama kali pada 2020, menganalisa dan memperkirakan volume pembayaran real-time, akun-per-akun, di dunia, khususnya di 48 pasar global.

Laporan ini memproyeksikan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk pembayaran real-time akan mencapai 23,6% dari 2020 hingga 2025.

Baca juga: Industri Fintech Bantu Menggerakan Perekonomian

Indonesia berada pada tahap pengembangan dalam peluncuran sistem-sistem pembayaran real-time. Negeri ini memiliki semua keunggulan untuk menjadi negara yang mengadopsi sistem pembayaran yang sangat besar ini.

Bank Indonesia (BI) berencana merilis sistem IP (Pembayaran Real Time) yang disebut BI-FAST, sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. BI-FAST akan menjadi infrastruktur transfer antarbank yang lebih cepat dan segala pembayaran menggunakan kartu. 

Ketika pandemi terus mendorong perubahan perilaku konsumen dan dunia bisnis, merchant dan para perantaranya di seluruh ekosistem pembayaran merespons dengan cepat. Mereka memprioritaskan peralihan ke digital untuk melindungi kelancaran aliran pendapatan (revenue) saat ini dan mencari sumber  pendapatan baru melalui pengalaman pengguna yang sepenuhnya digital.

“Pandemi telah menegaskan pentingnya pembayaran digital dan infrastruktur pembayaran yang kuat, sehingga memadatkan inovasi satu dekade menjadi hanya satu tahun saja dan menciptakan perubahan perilaku manusia yang tidak akan kembali lagi seperti dulu, saat nanti kita lepas dari krisis ini,” ujar Jeremy Wilmot, chief product officer di ACI Worldwide.

Negara-negara yang mempunyai infrastruktur pembayaran digital yang kuat menurutnya telah mengatasi dampak ekonomi dari pandemi ini dengan lebih baik dibanding mereka yang tidak.

Pembayaran real-time telah memungkinkan pemerintah, bekerjasama dengan institusi-institusi keuangan, untuk mengakselerasi pencairan dan pembayaran stimulus ekonomi yang dibutuhkan oleh warganya. Mereka juga memberikan likuiditas real-time ke perusahaan-perusahaan yang harus beradaptasi dengan disrupsi pada rantai pasokan.

“Pembayaran real-time masih berada pada fase awal di seluruh dunia, dan sebagian besar masih digunakan untuk pembayaran P2P di banyak negara. Walau begitu, pandemi ini telah memberikan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan instrumen-instrumen tersebut,” kata Samuel Murrant, Lead Analyst, Payments, GlobalData.

Menurut Samuel, ketika konsumen terbiasa dengan kecepatan penyelesaian pembayaran P2P secara real-time, mereka secara alami akan beralih menggunakannya untuk e-commerce, oleh karena pembayaran online menggunakan kartu masih terbilang lebih lambat dan kurang nyaman.

“Dari sana, ada potensi untuk merambah pembayaran di toko juga, begitu nanti cukup banyak konsumen yang mengenali merek-merek pembayaran real-time dan basis penggunanya cukup tinggi untuk menghasilkan value yang memadai bagi merchant,” pungkasnya.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...