Techbiz.id – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengeluarkan persetujuan prinsip penggabungan bisnis Indosat Ooredoo dan Hutchinson dengan syarat mengembalikan frekuensi.
Menurut Dirjen Sumber Daya Pos dan Perangkat Informasi (SDPPI) Kominfo, Ismail, Persetujuan prinsip penggabungan bisnis tersebut sudah ditandatangani oleh Menkominfo pada Jumat 5 November 2021.
Terkait syarat pengembalian frekuensi dalam persetujuan prinsip tersebut disampaikan Ismail dilakukan untuk menjaga keseimbangan industri dan merupakan hasil dari evaluasi tim yang menilai proposal bisnis dari kedua perusahaan bergabung untuk mengoptimalkan pemanfaatan spektrum untuk kebutuhan lainnya.
Baca juga: Akhirnya Indosat Ooredoo dan H3I Resmi Merger
“Salah satu syarat ijin prinsip penggabungan bisnis adalah kewajiban pengembaian frekuensi sebesar 2x 5mhz FDD di spektrum 2,1Ghz,” jelas Ismail pada konferensi pers, Senin (8/11/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, dengan penggabugan bisnis, perusahaan hasil merger tersebut yakni Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) memiliki lebar pita 145Mhz. Dengan dikembalikannya 10Mhz kepada pemerintah, IOH masih memiliki lebar pita 135Mhz.
“Dari total 145Mhz jika diambil 10Mhz masih tersisa 135Mhz jadi pengurangannya hanya sekitar 7 persen saja, tidak banyak,” ungkapnya.
Keputusan pengembalian frekuensi diputuskan berdasarkan evaluasi dengan mempertimbangkan tingkat okupansi, jumlah pelanggan serta rencana pengembangan jaringan berikutnya.
“Jadi berdasarkan penilaian tim titik optimal spektrum yang dibutuhkan oleh perusahaan hasil gabungan (IOH) sebesar 135Mhz,” imbuhnya.
Namun demikian Kominfo disampaikan Ismail tidak menentukan frekuensi mana yang akan dikembalikan. Apakah frekuensi yang selama ini dikelola Indosat Ooredoo atau Hutchinson Tri Indonesia. Kominfo menyerahkan sepenuhnya kepada IOH untuk memilih frekuensi yang mana.