Sabtu, April 20, 2024

Survei: Cloud Hybrid jadi Masa Depan Perusahaan TI

Techbiz.id – Berdasarkan survei yang dilakukan oleh NetApp mengenai penerapan strategi cloud hybrid, penerapan cloud hybrid diyakini akan menjadi masa depan perusahaan-perusahaan IT.

Dalam survei tersebut terungkap bahwa 77% berencana untuk mengoperasikan bisnis mereka di lingkungan cloud hybrid di masa mendatang, demi memenuhi tuntutan bisnis yang kian meningkat untuk inovasi yang lebih cepat, seraya mengoptimalkan operasi dan menurunkan biaya infrastruktur.

“Kecepatan adalah tolok ukur baru. Para pemimpin TI di mana pun mempercepat upaya transformasi digital yang membutuhkan lebih banyak kecepatan dan fleksibilitas agar tetap menjadi yang terdepan dalam persaingan dan memberikan dampak bisnis secara langsung,” kata Ronen Schwarts, General Manager and Senior Vice President, Cloud Volumes, NetApp.

Lebih lanjut enurutnya, banyak perusahaan yang menganut model cloud hybrid agar dapat meningkatkan sumber daya TI secara efektif untuk mendukung aplikasi dan beban kerja penting dalam bisnis – dan NetApp mempimpin industri dalam menyediakan solusi multi-cloud hybrid untuk memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan ini di mana pun mereka berada.

Baca juga: Perkuat Infrastruktur Cloud, NetApp Akuisisi Spot

Survei tersebut juga mengungkapkan, Lebih dari tiga perempat responden mengatakan perusahaan mereka berencana untuk mengoperasikan lingkungan cloud hybrid di masa mendatang, sementara hanya 17% mengharapkan perusahaan mereka pada akhirnya memigrasikan semua TI ke cloud.

Responden juga mengindikasikan bahwa mereka ingin meningkatkan fleksibilitas dan skala infrastruktur (27%) karena desain cloud hybrid membantu tim TI mendapatkan akses ke teknologi baru dan sesuai permintaan yang ditawarkan oleh cloud publik sambil tetap memanfaatkan sistem lama yang berjalan dengan baik. Hampir seperempat (21%) mengatakan mereka perlu mengoptimalkan biaya, sementara 13% mengatakan perlu meningkatkan aksesibilitas data.

Sementara itu, perlindungan data (termasuk pemulihan bencana, cadangan data, dan pengarsipan) adalah kasus penggunaan cloud hybrid paling populer yang dipilih, di mana 29% menyatakan bahwa mereka menggunakan cloud hybrid untuk perlindungan data saat ini atau berencana dalam 24 bulan ke depan.

Namun, para responden mengindikasikan bahwa mereka juga memanfaatkan cloud hybrid untuk penggunaan produksi lebih dari yang diperkirakan: 20% mengatakan mereka saat ini mengintegrasikan sumber daya lokal dan cloud untuk mendukung beban kerja yang sama untuk produksi hybrid, dengan 17% berencana untuk melakukannya dalam 24 bulan.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...