Techbiz.id – Layanan konvergensi (perpaduan layanan fix broadband dan seluler) diyakini akan menjadi kompetisi baru yang dihadapi operator seluler dalam menghadirkan layanannya.
Layanan konvergensi ini dibutuhkan seiring dengan meningkatnya adopsi digital masyarakat Indonesia yang ditunjukkan dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia.
Per Januari 2022 saja, berdasarkan laporan DataReportal jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angka 204,7 juta. Jumlah ini mencakup 73,7% dari total populasi Indonesia. Selain itu, sepanjang tahun 2020 sampai paruh pertama tahun 2021, di Indonesia terdapat sekitar 21 juta konsumen digital baru.
Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys, mengatakan bahwa di masa mendatang semua orang akan membutuhkan fiber optik sampai ke rumah, akses selular hanya dibutuhkan pada saat melakukan aktivitas mobile.
Baca juga: Smartfren Selesaikan Perluasan dan Optimasi Jaringan
“Kalau sudah di rumah atau kantor semua pasti berganti ke jaringan wifi untuk penggunaan internetnya,” jelas Merza.
Oleh karenanya untuk menyikapi tren tersebut, Smartfren pada akhir tahun 2021 lalu resmi memegang 277.436 lembar saham seri C atau setara 20,5 persen porsi kepemilikan saham pada PT Mora Telematika Indonesia (Moratel), penyedia layanan fiber to the home (FTTH).
Bekerjasama dengan Moratel, Smartfren pun menghadirkan produk terbaru bernama True QuadPlay sebagai layanan internet untuk gaya hidup digital di Indonesia. Kolaborasi ini membuat True QuadPlay menjadi satu produk dengan satu billing yang mengombinasikan keunggulan dari kedua perusahaan.
Adapun keunggulan produk ini adalah pelanggan bisa mendapatkan internet broadband kecepatan tinggi Oxygen.id, saluran TV kabel premium, video on demand, konten OTT, satu nomor telepon rumah bebas abodemen, Kuota Nonstop untuk paket data seluler, serta gratis panggilan telepon ke seluruh nomor Smartfren.
Harapannya produk terbaru ini menjadi solusi terlengkap bagi pelanggan yang membutuhkan internet berkecepatan tinggi guna menunjang berbagai kegiatan digital, dari hiburan, pendidikan, hingga bisnis.
“Operator seluler yang berhasil menguasai fix line akan lebih mudah untuk maju,” pungkas Merza.