Kamis, September 19, 2024

Riset: 2,9 Miliar Orang di Dunia Tidak Memiliki Akses Internet

Techbiz.id – Riset membuktikan bahwa pada akhir tahun 2021, sekitar 38 persen dari populasi dunia, yakni 2,9 miliar orang masih belum memiliki akses Internet.

Data ini tertuang dalam laporan Pusat Pengetahuan Pembangunan Internasional China bertahuk “Laporan Pembangunan Global” pertama.

Adapun sebanyak dari 96 persen dari orang yang tidak memiliki akses internet itu tinggal di negara berkembang. Laporan tersebut juga mengklaim bahwa pada tahun 2020, jumlah pengguna internet di daerah perkotaan di seluruh dunia akan mencapai 75,6 persen.

Angka itu hampir dua kali lipat tingkat 38,8 persen di daerah pedesaan. Terlepas dari upaya dari semua lapisan masyarakat untuk menjembatani kesenjangan cakupan digital, beberapa faktor membuat hal ini sulit.

Beberapa faktor penghambat teknologi digital yang disebutkan mencakup tingginya biaya akses Internet relatif terhadap pendapatan di beberapa negara dan wilayah.

Lalu ketidakmampuan untuk membayar biaya terminal seluler seperti smartphone, hingga kurangnya keterampilan digital untuk sekelompok orang tertentu. Di sisi lain, lalu lintas Internet global pada tahun 2020 akan meningkat sebesar 15,9 kali dibandingkan dengan satu dekade lalu.

Hal ini didorong oleh faktor-faktor seperti percepatan penyebaran konstruksi infrastruktur informasi generasi baru, peningkatan teknologi digital berulang yang cepat, dan kebangkitan platform digital di berbagai bidang.

Ekonomi digital global terus meningkat

Dari 2019 hingga 2020, skala ekonomi digital global terus meningkat. Di masa epidemi, peran pendukung teknologi digital dalam produksi dan jasa semakin menonjol.

Pada tahun 2020, laju pertumbuhan ekonomi digital di negara berkembang akan mencapai 3,08 persen. Juga, tingkat pertumbuhan di negara maju akan menjadi 2,99 persen, keduanya mencapai pertumbuhan positif.

Perdagangan digital juga secara bertahap menjadi kekuatan penting yang mendorong pertumbuhan perdagangan global.

Skala ekspor perdagangan layanan pengiriman digital global telah tumbuh dari USD1,2 triliun pada tahun 2005 menjadi USD3,1 triliun pada tahun 2020. Ini jauh melebihi tingkat pertumbuhan perdagangan barang dan jasa selama periode yang sama, seperti dilansir dari Gizmochina (21/6/2022).

Laporan tersebut juga mengklaim bahwa jalur produksi otomatis dan robot cerdas akan menggantikan sejumlah besar pekerja yang terlibat dalam pekerjaan berulang dan mekanis.

Baca juga:

Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan tradisional padat karya berskala besar. Menurut perkiraan, mesin akan mengambil alih sebanyak 85 juta pekerjaan di seluruh dunia di antara tahun 2020 hingga 2025.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...