Techbiz.id – Berdasarkan laporan International Data Corporation’s (IDC), pasar smartphone Indonesia pada 2Q22 mengalami penurunan sebesar 10% Year-on-Year (YoY).
Namun demikian, menurut data yang sama, jika dibandingkan pada kwartal yang sama tahun laku pasar smartphone Indonesia mengalami pertumbuhan Quarter-on-Quarter (QoQ) sebesar 6,9% menjadi 9,5 juta unit.
Menurut Vanessa Aurelia, Associate Market Analyst, IDC Indonesia, penurunan tersebut dikarenakan masyarakat menghabiskan lebih sedikit uang untuk belanja barang elektronik/gawai dibandingkan tahun lalu karena meningkatnya biaya perjalananan paska pelonggaran aturan PPKM.
“Selain itu, belanja konsumen bergeser ke area lain seperti makanan dan transportasi, seiring dengan aktivitas yang kembali normal. Kenaikan harga barang juga menambah tekanan pada pendapatan yang dapat dibelanjakan, memaksa masyarakat memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan primer”, ujar Vanessa.
OPPO pimpin pasar
Berdasarkan laporan yang dirilis IDC, OPPO naik kembali ke posisi pertama di 2Q22. OPPO terus memperluas portfolio kelas menengahnya (US$ 200-US$ 400), segmen ini mencakup 46,9% dari total pengiriman OPPO pada 2Q22, dibandingkan dengan 18,1% pada 2Q21.
Samsung turun menempati posisi kedua di 2Q22. Samsung meningkatkan pengiriman produk segmen menengahnya dengan merilis berbagai model A dan M baru, karena kontribusi segmen tersebut terhadap pengiriman keseluruhan Samsung meningkat dua kali lipat dari kuartal sebelumnya menjadi 23,2%.
Sementara itu vivo mempertahankan posisi ketiga pada 2Q22 dengan pijakan yang kuat di segmen <US$ 200, didukung oleh performa yang baik dari model Y15s dan Y21.
Sedangkan Xiaomi, di posisi keempat, berhasil mempertahankan posisi kuat pada segmen <US$ 200 dengan Redmi 10A dan 10C yang baru dirilis.
Sebagai juru kunci, realme bertahan di posisi kelima pada 2Q22. Model-model baru seperti C35 dan C31, serta model-model C lama, memberi dukungan kuat untuk segmen <US$ 200.
Baca juga: