Sabtu, April 27, 2024

KKP Kembangkan Sistem Peringatan Tsunami yang Real Time

Techbiz.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan  (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) tengah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami berbasis pemantauan muka air.

Sistem sederhana ini memanfaatkan pengukuran muka air secara rapat dan cepat (real time) dan dapat memberikan peringatan dini secara cepat ke perangkat yang ditetapkan (email dan SMS),

“Alat sistem peringatan dini tsunami yang diberi nama IDSL (Inexpensive Device for Sea Level measurement) atau PUMMA (Perangkat Ukur Murah untuk Muka Air laut) merupakan buah karya kerja sama antara Pusriskel BRSDM KKP,  Joint Research Centre – European Comission, Ikatan Ahli Tsunami Indonesia (IATsI) dan Badan Informasi Geospasial (BIG),” ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo,.

Menurut Menteri Edhy Prabowo,Alat ini tidak hanya memberikan informasi langsung tentang perubahan kenaikan permukaan laut karena anomali yang tiba-tiba tetapi juga memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap peristiwa tsunami di masa depan.

Baca juga: Lacak Covid-19, Pemerintah Gunakan Aplikasi Trace Together

Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menuturkan bahwa hingga saat ini, alat PUMMA telah dipasang sebanyak empat unit di Pangandaran, Marina Jambu, Pulau Sebesi dan Pelabuhan Sadeng.

sistem peringatan tsunami

Empat unit tambahan rencananya akan dipasang dalam waktu dekat sehingga total alat PUMMA yang akan dipasang sebanyak 8 unit.

Alat-alat sejenis PUMMA akan dikembangkan secara mandiri melibatkan UMKM dan kampus – kampus sehingga dapat memenuhi kebutuhan luasnya wilayah Indonesia yang memerlukan sistem peringatan dini tsunami mandiri dan belum ter-cover oleh sistem eksisting.

“Inovasi ini adalah langkah pertama kami untuk meningkatkan peran komunitas masyarakat pesisir dalam mitigasi bencana. Kami pun terus menguji dan mengembangkan inovasi dan terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait di dalam dan di luar Indonesia,” jelas Sjarief.

Lebih lanjut disampaikan Sjarief, bahwa penguatan budaya masyarakat pesisir yang tangguh bencana melalui pemanfaatan teknologi sederhana PUMMA perlu dukungan seluruh pihak.

Oleh karena itu, KKP turut mempromosikan ADAT-Mandiri atau Aksi bersama Deteksi Awal Tsunami secara Mandiri yang memerlukan kerja sama semua pihak. 

KKP pun berharap koordinasi yang terjalin baik antara instansi pemerintah pusat dan lokal yang dikombinasikan dengan partisipasi langsung dari masyarakat dalam upaya mitigasi bencana tsunami sangat sesuai dengan konsep pentahelix mitigasi kebencanaan yang selama ini menjadi dasar BNPB dalam setiap upayanya menanggulangi berbagai bencana di tanah air.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...