Techbiz.id – Sepanjang tahun 2019, aplikasi kencan, Tinder berhasil membukukan kenaikan sebesar 43 persen dari tahun sebelumnya dengan mencetak keuntungan sebanyak USD1,2 miliar atau setara Rp16 Triliun.
Informasi ini dilaporkan Match Group, perusahaan di belakang Tinder, yang juga menyebutkan bahwa Tinder memiliki rata-rata 5,9 juta pelanggan pada kuartal keempat 2019 dan terus meningkat sampai saat ini.
Sementara itu, Business Insider melaporkan bahwa aplikasi kencan ini juga dikatakan sebagai aplikasi penghasil uang terbesar untuk Match Group.
Merujuk pada laporan Juli 2019, berdasarkan data dari perusahaan intelijen aplikasi selular Sensor Tower, pendapatan gabungan App Store dan Google Play mencapai USD39,7 miliar selama paruh pertama tahun ini.
Angka itu naik sebesar 15,4% dari USD34,4 miliar yang dihabiskan konsumen di kedua toko pada semester pertama tahun lalu.
Sedangkan estimasi pendapatan kotor Google Play adalah US$ 14,2 miliar, yang berarti separuh dari pendapatan Apple. Hal yang wajar, mengingat aplikasi di Google Play lebih banyak yang bersifat gratis.
Dari berbagai aplikasi unggulan, Tinder mencatat prestasi signifikan. Aplikasi kencan online itu, menjadi aplikasi non-game terlaris tertinggi di 1H19. Ini merupakan kejutan karena tren kencan online semakin booming di seluruh dunia. Apalagi dari sisi pendapatan, Tinder menghasilkan sekitar US$ 497 juta pengeluaran di kedua toko tersebut.
Randy Nelson, Head of Mobile Insights Sensor Tower, dalam sebuah postingan blog menyebutkan, hal Itu berarti sekitar 32% lebih banyak daripada yang dihabiskan pengguna dalam aplikasi selama paruh pertama 2018.
Setelah Tinder, aplikasi lain yang juga popular adalah Netflix, Tencent Video, iQIYI dan YouTube. Kelimanya masuk dalam daftar top five aplikasi non-game.
Tinder digemari orang-orang di berbagai negara sehingga membuatnya selalu berada di urutan atas sebagai aplikasi paling banyak diunduh di Play Store dan App Store.