Techbiz.id – Firma riset Counterpoint melaporkan OPPO berhasil merajai pasar smartphone Indonesia pada tahun 2021 di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Menurut laporan, OPPO memimpin dengan meraup pangsa pasar 22 persen selama tahun 2021. Pencapaian ini dapat diraih berkat strategi ritel perusahaannya yang kuat.
Counterpoint menyebut, perangkat seri A milik OPPO berperan penting dalam pertumbuhan pangsa pasar ini, lantaran OPPO terus berupaya menghadirkan serta memastikan ketersediaan produk baik penjualan daring maupun luring.
Tanvi Sharma selaku Analis Riset Counterpoint, mengatakan bahwa OPPO telah membawa penawaran dan kampanye paket seperti Joy-Full yang memberikan manfaat dan promo purna jual.
“Ada juga kemitraan strategis antara OEM utama dan pemain e-commerce, seperti antara vivo dan JD.com. Kalau bukan karena kekurangan komponen pada paruh kedua, pertumbuhannya akan lebih tinggi lagi.” imbuhnya.
Menyusul OPPO, Vivo menduduki posisi kedua dengan pangsa pasar 19,5 persen berkat portofolio semua produk, termasuk perangkat seri Y untuk entri level dan seri V untuk kelas menengah.
Baca juga: OPPO Reno7 Z 5G Mampu Abadikan Kebut-kebutan MotoGP
Xiaomi sendiri mengekor diposisi ketiga dengan barhasil meraup pangsa pasar 18,9 persen di tahun 2021 dan kabarnya Xiaomi mengalami penurunan pengiriman perangkat karena masalah rantai pasokan.
Sementara posisi keempat dihuni oleh Samsung yang memperoleh pangsa pasar 16,1 persen, kemudian ada realme di posisi kelima dengan mencetak pangsa pasar 11,4 persen di tahun 2021.
Pengiriman smartphone Indonesia meningkat
Counterpoint juga melaporkan bahwa pengiriman handphone di Indonesia tumbuh 5 persen pada tahun 2021. Angka ini menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Disampaikan Counterpoint, pertumbuhan itu dapat terjadi berkat performa handphone kelas menengah yang semakin baik dan semakin banyak konsumen yang ingin handphone 5G.
Selain itu perekonomian Indonesia juga mulai pulih pada paruh kedua tahun 2021 karena pelonggaran pembatasan dan penguncian (lockdown) sehingga memicu rebound permintaan ponsel.