Kamis, April 25, 2024

Tenaga Kerja Digital Dongkrak PDB Indonesia

Techbiz.id – Amazon Web Services (AWS) merilis hasil riset terbaru yang menunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat tinggi, termasuk arsitektur cloud atau pengembangan perangkat lunak – berkontribusi sekitar UD129 miliar (Rp 621,4 triliun) kepada pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia.

Tingginya kontribusi PDB ini terjadi karena para tenaga kerja dengan keterampilan digital tersebut menerima gaji yang lebih besar 121% dari yang diterima pekerja dengan latar belakang pendidikan yang sama tetapi tidak menggunakan keterampilan digital dalam pekerjaan.

Riset ”Asia Pacific Digital Skills Study: The Economic Benefits of a Tech-Savvy Workforce” tersebut meneliti bagaimana upaya membangun angkatan kerja yang didukung teknologi telah membawa manfaat yang signifikan bagi pekerja, organisasi/perusahaan, serta perekonomian.

Sebanyak 1.412 pekerja dewasa dan 348 pemberi kerja di Indonesia dari berbagai organisasi sektor publik dan swasta dan industri disurvei. Dalam riset ini, keterampilan digital dasar didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan email, pengolah kata, dan perangkat lunak produktivitas kerja lainnya, serta media sosial.

Keterampilan digital menengah mencakup desain web dengan template, memperbaiki masalah (troubleshooting)pada aplikasi, dan analisis data. Sementara itu, keterampilan digital tingkat tinggi meliputi arsitektur atau pemeliharaan cloud, pengembangan perangkat lunak atau aplikasi, kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin.

Riset ini menemukan bahwa pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi di Indonesia tidak hanya menikmati pendapatan yang lebih besar. Sebanyak 88% dari pekerja dalam kelompok ini menyatakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 49% pekerja dengan keterampilan menengah dan 44% tenaga kerja dengan keterampilan digital dasar.

Selaras dengan temuan tersebut, pemberi kerja yang sangat mengandalkan pekerja berketerampilan digital tingkat tinggi, teknologi digital, dan teknologi cloud mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis dan inovasi yang lebih tinggi.

Terungkap bahwa 21% dari organisasi/perusahaan di Indonesia yang menjalankan sebagian besar bisnisnya di cloud melaporkan peningkatan pendapatan tahunan sebesar dua kali lipat atau lebih, dibandingkan dengan 12% dari organisasi yang hanya menjalankan sebagian, atau bahkan tidak sama sekali, bisnisnya di cloud. Lebih lanjut, organisasi berbasis cloud juga kemungkinan 15 poin persentase lebih besar untuk memperkenalkan produk baru atau produk yang lebih baik dalam dua tahun terakhir (94% vs 79%).

Dengan semakin banyaknya organisasi yang bersiap-siap untuk menghadapi tantangan di masa depan digital, dalam riset ini Gallup menyoroti 10 teknologi terbaru termasuk AI, komputasi edge dan kuantum, blockchain, dan cryptocurrency. Delapan puluh-lima (85) persen pemberi kerja di Indonesia mengatakan bahwa setidaknya satu dari 10 teknologi ini akan menjadi bagian standar dari operasional bisnis mereka di masa depan, dan 5G menjadi teknologi yang paling banyak dipilih yakni sebesar 74%.

“Di Indonesia tengah terjadi transformasi digital yang mengubah cara manusia bekerja hingga cara mereka hidup. Riset ini menunjukkan bahwa keterampilan digital menciptakan nilai ekonomi yang amat besar di tingkat individu, organisasi, hingga makro ekonomi,” terang Ekonom Utama Gallup, Dr. Jonathan Rothwell.

Seiring dengan bertambahnya organisasi dan perusahaan yang memindahkan sistem TI mereka ke cloud sepanjang dekade yang akan datang, dan teknologi baru terus bermunculan, digitalisasi menurutnya akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dalam jumlah yang besar. Peluang Indonesia di tengah kompetisi ekonomi digital bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang mumpuni dan berketerampila tinggi, yang akan mendorong laju inovasi, saat ini dan nanti.

Saat ini di seluruh dunia sedang terjadi percepatan transformasi digital dalam bisnis dan lembaga pemerintah, sehingga permintaan akan pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi akan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang. Dalam survei yang dilakukan untuk riset ini, 84% pemberi kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka ingin mengisi pos-pos pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan digital, tetapi 86% mengaku kesulitan untuk menemukan talenta yang mereka butuhkan.

Di antara hal yang menjadi penghambat adalah 50% organisasi di Indonesia lebih memilih pelamar dengan gelar sarjana, bahkan untuk posisi staf TI tingkat pemula. Namun, banyak yang mulai menyadari bahwa tantangan dalam perekrutan ini dapat diatasi dengan menerima sertifikasi industri yang diajukan pelamar. Sebanyak 88% pemberi kerja setuju bahwa sertifikasi digital atau kursus pelatihan dapat diterima sebagai pengganti gelar sarjana.

Sebagaimana ditunjukkan oleh riset Gallup ini, menurut Emmanuel Pillai, Head of Training and Certification for ASEAN, AWS, Indonesia memiliki peluang untuk meraup manfaat ekonomi yang luar biasa dari upaya membangun jaringan talenta cloud yang kuat guna mendukung transformasi digital yang tengah berjalan di negara ini.

“Keterampilan digital membawa manfaat yang begitu luar biasa bagi individu, organisasi, dan perekonomian. Itu sebabnya, AWS berkomitmen kuat untuk memperluas cakupan program pelatihan keterampilan digital kami untuk menjangkau lebih banyak pekerja dan pemberi kerja di Indonesia. Kami tak sabar untuk melanjutkan kolaborasi dengan pemberi kerja dari sektor publik dan swasta lokal, guna membantu mereka meningkatkan dan melengkapi keterampilan karyawan mereka serta untuk memperoleh manfaat penuh dari cloud untuk akselerasi pertumbuhan bisnis, produktivitas, dan inovasi,” pungkasnya.

Baca juga:

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...