Techbiz.id – Tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan layanan telekomunikasi memunculkan tren layanan konvergensi yang menggabungkan layanan seluler dengan fixed broadband.
Integrasi layanan ini selain karena tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan telekomunikasi juga akan bisa mendorong pendapatan baru bagi perusahaan yang melakukannya.
Analis BRI Danareksa Niko Margaronis menyampaikan bahwa dalam 15-20 tahun sepanjang operator seluler di Indonesia masuk ke layanan 2G, 3G, 4G ternyata profitabilitasnya masih lemah, kecuali Telkom (Telkomsel). Operator perlu “breaktrough” untuk meningkatkan layanan dan profitabilitasnya.
Disamping itu, ada 45 juta rumah tangga di Indonesia yang punya TV dan menjadi peluang besar hadirnya layanan konvergensi yang banyak menghadirkan layanan triple play (internet, tv dan telepon). Kemudian pasar operator telekomunikasi ada 20 juta rumah tangga, yang mana 10 juta di antaranya sudah berlangganan fixed broadband seperti LinkNet, First Media, Indihome, MyRepublic.
Di Indonesia, beberapa inisiasi menuju konvergensi sudah dilakukan operator seperti XL Axiata, Smartfren, hingga TelkomGrup. Sebagai bagian dari inisiatif konvergensi layanan, Telkom akan segera melakukan pemisahan usaha untuk layanan Indihome dengan mengintegrasikannya ke dalam Telkomsel.
Menurut Niko, integrasi Indihome dengan Telkomsel menjadi aksi korporasi besar menuju digitalisasi service dan consumer oriented. Integrasi ini akan jadi co-center untuk unlock value, dan mendorong lagi revenue.
“Menurut saya langkah ke depan Telkom fokus ke konsumer mobile dan fixed mau gak mau harus gabung. Karena kalau konvergensi layanan Indihome dan Telkomsel enggak dilakukan Telkom ya operator lain akan lakukan,” ulas Niko.
Integrasi IndiHome dengan Telkomsel menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah akan memungkinkan masyarakat memperoleh layanan broadband yang lebih luas, di mana pelanggan dapat berpindah tempat dengan bebas, tanpa khawatir kehilangan layanan, demi mewujudkan inklusi digital.
“Transformasi bisnis TelkomGroup juga membuka peluang perusahaan untuk beroperasi lebih efektif dan efisien, baik dari struktur bisnis perusahaan, alokasi modal, dan biaya operasional,” imbuhnya.
IndiHome disampaikannya memimpin 75,2% pangsa pasar di Indonesia, salah satu pasar fixed broadband dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan tingkat penetrasi sekitar 14% dibandingkan dengan 40% di seluruh Asia Tenggara.
ARPU fixed broadband dikatakan enam kali lebih tinggi dari seluler di Indonesia, dan dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, fixed connection pun dipastikan tumbuh signifikan.
Kesiapan IndiHome hadapi konvergensi
Menurut Vice President Marketing Management Telkom Indonesia E. Kurniawan, hingga akhir tahun 2022 penetrasi jangkauan IndiHome sudah mencapai 97% nasional dan akan terus diperluas hingga bisa mencapai 100 persen menyentuh 415 titik kota/kabupaten.
Dari sisi produk juga akan terus diperbanyak sesuai dengan kebutuhan masyarakat ke depannya. Begitu juga kestabilan koneksi yang akan diperkuat dengan teknologi fixed wireless hingga satelit.
Dari sisi jumlah pelanggan, IndiHome menargetkan jumlah pelanggan sepanjang tahun 2023 di angka 10,2 juta pelanggan. Lebih lanjut disampaikan E. Kurniawan, hingga Februari ini ada tren peningkatan yang signifikan.
“Jika pada setahun terakhir jumlah penambahan rata-rata pelanggan harian IndiHome berjumlah 3-4 ribu perhari. Awal tahun 2023 ini peningkatan jumlah pelanggan baru IndiHome per hari stabil di angka 4.700,” ungkapnya.
Optimisme tersebut menurutnya juga diperkuat dengan kajian survey dari McKinsey dan AT Kearney yang memproyeksikan pangsa pasar fixed broadband di Tanah Air baru tergarap 15 persen. Rujukan tersebut menunjukkan potensi ceruk pasar masih sangat luas.
Utilisasi internet pun makin melebar dari yang semula hanya untuk komunikasi dan hiburan konten semata, kini telah menyasar berbagai aspek penting kehidupan lain seperti pendidikan, perdagangan, dan sebagainya membuat IndiHome mencoba mendatangkan banyak experience kepada penggunanya.
“Kami harus pastikan konektivitas kami bisa dinikmati semua orang dan terjangkau yang bisa menunjang aktivitas tanpa batasnya. Semua layanan digital yang dibutuhkan masyarakat akan tersedia melalui IndiHome. Namun, pelanggan sendiri diberi keleluasaan untuk memilih layanan apa saja yang dibutuhkan,” kata E. Kurniawan.
IndiHome menargetkan kecepatan rata-rata internet meningkat secara keseluruhan menjadi 40 mbps. Peningkatan kapasitas kecepatan internet yang dirasakan pelanggan tersebut dinlai sangat penting di saat kebutuhan internet yang semakin hari semakin besar. Sebagi informasi, kecepatan internet selular di Tanah Air pada awal tahun 2022 juga baru menyentuh angka 17,24 mbps.
Dari sisi produk, sepanjang tahun 2022 lalu IndiHome menegaskan diri sebagai provider internet optik fiber dengan layanan televisi interaktif terbanyak hingga 214 ragam channel dari 14 mitra over the top (OTT) seperti Netflix, Disney Hotstar, hingga Vidio.
Dengan banyaknya mitra OTT yang tergabung dalam ekosistem IndiHome, pelanggan dimudahkan dengan kustomisasi layanan sesuka hati dan kemudahan pembayaran cukup melalui 1 billing saja.
Tidak hanya sebagai internet service provider dengan channel tv interaktif terbanyak saja. Setahun terakhir IndiHome terus berupaya meningkatkan kecepatan internet nasional. Dengan pangsa pasar (market share) internet fixed broadband nasional hingga lebih dari 80 persen, IndiHome terus berupaya meningkatkan peringkat kecepatan internet nasional.
Baca juga: