Techbiz.id – Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia, dan sebagian besar UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan.
Menurut data IFC & USAID tahun 2016, 43% UMKM formal dimiliki oleh perempuan, sementara data Bank Indonesia tahun 2018 menunjukkan terdapat 57,81 juta UMKM dan 60%-nya dikelola oleh perempuan.
Kaum ibu yang menjalankan bisnis secara online seringkali terkendala kesibukan mengurus rumah tangga. eCommerce dapat membantu mengatasi kendala tersebut karena seluruh kegiatan bisnis dapat dilakukan dari rumah.
Lazada ingin bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan memasarkan produk secara digital terutama bagi para ibu yang memang serius ingin mengembangkan bisnis yang dimilikinya di ranah online.
Baca juga: Chilibeli Tingkatkan Penjualan di Lazada
Menurut SVP Traffic Operations & Sellers Engagement Lazada Indonesia, Haikal Bekti Anggoro, sebagai salah satu platform eCommerce terbesar di Indonesia, Lazada berkomitmen dalam menyediakan ekosistem berjualan dengan menghadirkan ragam fitur dan program untuk membantu para penjual menguasai industri eCommerce dan merasakan manfaat teknologi.
“Menjadi penjual di eCommerce membutuhkan serangkaian adaptasi, terutama bagi UMKM yang baru memasuki platform eCommerce. Namun, sesuai dengan komitmen kami, Lazada akan senantiasa membantu para penjual termasuk UMKM, terutama para Ibu tangguh yang membutuhkan dukungan untuk beradaptasi dengan dunia marketplace online,” ungkapnya
Studi Lazada tentang “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui eCommerce” yang diluncurkan belum lama ini mengungkapkan baru 13% UMKM yang sudah terdigitalisasi. Hal ini sesuai dengan data dari Biro Pusat Statistik tahun 2020.
Salah satu UMKM yang merasakan manfaat teknologi dan merasakan pertumbuhan yang pesat dalam usahanya sejak memutuskan untuk go digital adalah Nasti Craft milik ibu tangguh Syuaidah Nasution, yang berawal dari hobi dan terus berkembang hingga membuat seluruh keluarga terberdayakan.
Bermodalkan laptop dan printer, Ida menjalankan usahanya dari rumah dengan sistem pre-order. Saat awal menjalankan usaha Nasti Craft di Lazada, Ida mengaku mengalami banyak kesulitan beradaptasi dengan bisnis online, mulai dari menggunakan gadget, memahami fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi Lazada, serta mengatur logistik.
Meski awalnya tidak yakin dapat menjalankan usahanya secara online, Ida perlahan melihat respon positif dari pembeli dan menerima banyak orderan. Berangkat dari keyakinan bahwa usahanya akan bertumbuh secara online, Ida mulai aktif mengikuti program pelatihan di Lazada University dan mengikuti komunitas seller Lazada Club untuk meningkatkan performa bisnisnya di Lazada.
“Sebagai seseorang yang tidak terlalu mengerti teknologi, saya merasa tantangan terbesar adalah beradaptasi dengan dunia online atau eCommerce. Tapi saya melihat semakin banyak orang yang belanja online, jadi saya merasa Nasti Craft perlu masuk online juga” tutur Ida.
Walaupun awalnya tidak terlalu paham tentang dunia online, pelan-pelan Ida belajar dan merasa terbantu di Lazada karena dapat banyak pembelajaran dan bantuan tentang berbagai masalah teknis, bagaimana memahami dan memanfaatkan analisis yang diberikan, serta tips meningkatkan penjualan di platform eCommerce.