Jumat, April 26, 2024

Bitcoin Berpotensi Bullish di Awal Juni 2023

Techbiz.id – Bitcoin merespon positif kesepakatan antara Presiden Amerika Serikat Joe Bidan dan Ketua Parlemen AS, Kevin McCarthy untuk menaikkan plafon utang pemerintah AS yang berlangsung pada Sabtu malam (27/5).

Bitcoin berhasil keluar dari zona merah, dan naik dari USD 26.560 sejak Sabtu malam hingga mencapai USD 28.425 di hari Senin (29/5) menguat sekitar 7,00%. 

Selasa (26/5) pagi ini pukul 08.00 WIB, Bitcoin (BTC) turun 1,33% bergerak di kisaran US$27.719 dengan Total Market Cap pasar Aset Kripto juga melemah sebesar 1,57% menjadi US$1.15 Triliun.

Melemahnya BTC dalam 24 jam terakhir disebabkan oleh aksi profit taking jangka pendek oleh investor. Namun, Bitcoin masih bergerak menguat sebesar 3,41% dalam 7 hari terakhir. 

Lonjakan harga pada sejumlah aset kripto mulai terjadi tepat setelah kesepakatan Pemerintah dan Parlemen AS yang terdiri dari kenaikan batas utang selama dua tahun ke depan dan membatasi pengeluaran Pemerintah.

Beberapa pembatasan yang dilakukan adalah menarik kembali dana Covid-19 yang tidak terpakai, mempercepat proses perizinan untuk beberapa proyek energi, dan memasukkan beberapa persyaratan kerja tambahan untuk program bantuan makanan bagi warga AS yang kurang mampu. 

Kesepakatan tersebut tinggal menunggu pengesahan dari Parlemen dan Senat AS dalam beberapa waktu ke depan dan mampu meredakan kekhawatiran publik dan menghindarkan Amerika Serikat dari gagal bayar atau default.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Panji Yudha, mengatakan kesepakatan ini mendapatkan respon positif bagi investor aset kripto. Keputusan Pemerintah AS untuk terus menaikkan plafon utang akan membuat nilai Dollar AS terdevaluasi.

“Di sisi lain, berpotensi membuat harga Bitcoin bergerak positif karena sejak beberapa tahun terakhir korelasi pergerakan harga Dollar AS dengan Bitcoin bergerak saling berlawanan,” kata Panji Yudha.

Selain itu, sentimen positif aset kripto juga datang dari Hong Kong, yang telah mengumumkan investor ritel akan dapat memperdagangkan aset kripto mulai pada 1 Juni 2023. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjadikan Hong Kong sebagai pusat aset digital. Keputusan ini merupakan sinyal positif untuk pertumbuhan aset kripto di Asia ketika wilayah lain masih mengalami ketidakpastian antara industri dan regulator. 

“Keputusan regulator Hong Kong tentunya akan memicu potensi aliran dana yang besar ke dalam industri aset kripto dan dapat memicu kenaikan pasar aset kripto,” kata Panji.

Walau begitu, Panji menghimbau investor aset kripto tetap waspada terhadap rilis data data ekonomi Amerika Serikat di Juni, khususnya data Inflasi AS dan FOMC terkait perubahan suku bunga acuan yang dirilis pada 13- 14 Juni. Jika The Fed tidak menaikkan suku bunga, kemungkinan besar pasar kripto akan bereaksi positif.

Untuk pekan ini, BTC berpotensi akan kembali menguat jika berhasil rebound di area dynamic support MA-20 yang berada di kisaran US$27.000. Sementara untuk Ethereum, Panji menganalisis berpotensi akan lanjut menguat menuju level psikologis resistance di US$2.000 jika mampu bertahan di atas US$1.870.

“Mengingat volatilitas aset kripto yang cukup tinggi, trader dan investor aset kripto untuk diharapkan menggunakan fitur Take Profit dan Stop Loss yang telah tersedia di ajaib kripto guna untuk mengamankan profit dan meminimalisir risiko saat trading di aset kripto,” kata Panji.

Baca juga:

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...