Jumat, April 26, 2024

TikTok Tunjuk 7 Orang Dewan Keamanan

Techbiz.id – TikTok memperkenalkan Dewan Penasihat Keamanan Se-Asia Pasifik yang terdiri dari para ahli yang berkompeten di bidang hukum dan kebijakan, serta akademisi dari berbagai wilayah.

Indonesia pun bergabung ke dalam Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik ini. 

Dewan Penasihat ini bertugas memberikan nasihat mengenai kebijakan moderasi konten, serta keamanan dan kenyamanan pengguna, khususnya di Asia Pasifik.

Baca juga: TikTok Rayakan 3 Tahun Kehadiran di Indonesia

Dewan Penasihat menyatukan beragam pendapat dari ahli yang dapat membantu mengembangkan kebijakan praktis. Bukan hanya untuk menjawab tantangan saat ini, tapi juga merencanakan kebijakan untuk isu-isu yang akan dihadapi industri di masa mendatang.

Tim Dewan ini akan memberikan materi sesuai dengan keahliannya dan saran mengenai kebijakan serta praktik moderasi konten TikTok untuk membantu penyusunan panduan tingkat regional dan global. 

Tidak hanya itu, tim Dewan ini juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di satu wilayah yang dapat mempengaruhi platform dan pengguna TikTok, serta mengembangkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut.

“TikTok telah mengambil langkah positif ke depan dalam meningkatkan kebijakan dan prosesnya dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan Asia Pasifik” ujar Arjun Narayan selaku TikTok Director of Trust and Safety, Asia Pacific. 

Anggota Pendiri Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik adalah:

1. Jehan Ara, President, Pakistan Software Houses Association for IT & ITES and Founder, The Nest i/o 

Seorang pakar IT yang dihormati dari Pakistan yang akan memberikan keahliannya dalam isu yang berhubungan dengan konten secara umum.

2. Amitabh Kumar, Pendiri, Social Media Matters 

Berasal dari India yangterkenal dengan berbagai inisiatifnya dalam kampanye digital. Beliau juga dihormati berkat program keamanan digitalnya yang fokus terhadap kepekaan gender, hak digital, dan keamanan online.

3. Nguyen Phuong Linh, Executive Director, Management and Sustainable Development Institute, 

Seorang advokat dari Vietnam yang mengadvokasi hak-hak kaum marginal, terutama anak-anak, anak muda, wanita dan penyandang disabilitas.

4. Dr. Yuhyun Park, Pendiri, DQ Institute

Berasal dari Singapura yang membawa pengalaman dan keahlian yang penting dalam bidang literasi, keterampilan, dan kesiapan digital.

5. Prof. Akira Sakamoto, Profesor, Department of Psychology, Ochanomizu University, 

Fokus terhadap penyimpangan media dan literasi digital yang berasal dari Jepang.

6. Prof. Seungwoo Son, Profesor, Industrial  Security, Chung-Ang University

Berasal dari Korea Selatan, seorang ahli yang terkenal dalam bidang kekayaan intelektual dan hukum internet, yang mencangkup pencemaran nama baik, pornografi, dan informasi yang salah.

7. Anita Wahid, Aktivis, Gusdurian Network Indonesia and President, MAFINDO (Indonesia Anti-Hoax Society),  

Seorang aktivis dari Indonesia yang memiliki fokus terhadap isu penyimpangan hak asasi manusia dan anti-hoax dan mengerti mengenai isu keamanan anak dan kebutuhan konten agama.

Anita Wahid mengatakan, TikTok telah menunjukkan komitmen untuk menjadikan platform yang aman bagi semua pengguna.

Dewan ini akan melakukan pertemuan di setiap kwartalnya untuk mendiskusikan isu-isu utama, termasuk keamanan daring, keamanan anak, literasi digital, kesehatan mental dan hak asasi manusia, selain itu juga melaporkan pengamatan dan memberikan rekomendasi mengenai isu-isu yang dibahas. 

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...