Jumat, April 26, 2024

Sebagian Besar Transaksi di Pasar NFT Ini Dihentikan, Ada Apa?

Techbiz.id – Platform marketplace yang menjual NFT dari tweet pertama Jack Dorsey seharga USD2,9 juta, Cent, telah menghentikan sebagian besar transaksi. Hal ini berawal dari banyaknya orang-orang menjual konten yang bukan miliknya.

Cameron Hejazi, CEO dan salah satu pendiri perusahaan, mengatakan bahwa Cent berhenti mengizinkan pengguna untuk membeli dan menjual sebagian besar NFT sejak 6 Februari lalu.

“Ada spektrum aktivitas yang terjadi yang pada dasarnya tidak boleh terjadi – seperti, secara hukum,” kata Hejazi kepada Reuters, dikutip Minggu (13/2/2022).

Dalam hal ini Hejazi menyoroti tiga masalah utama yang terjadi. Dimulai dengan orang yang menjual salinan NFT lain yang tidak sah.

Lalu orang yang membuat konten NFT yang bukan miliknya, dan orang yang menjual set NFT yang menyerupai sekuritas. Ia pun mengatakan ketiga masalah itu “merajalela”, dimana pengguna “mencetak aset digital palsu”.

“Itu terus terjadi. Kami akan melarang akun yang menyinggung tapi itu seperti kami sedang bermain game whack-a-mole… Setiap kali kami mencekal satu, yang lain akan muncul, atau tiga lagi akan muncul.” paparnya.

Masalah seperti itu mungkin menjadi fokus yang lebih besar ketika merek-merek besar bergabung dengan terburu-buru menuju apa yang disebut “metaverse”, atau Web3.

Sementara Cent, dengan 150.000 pengguna dan pendapatan “dalam jutaan”, adalah platform NFT yang relatif kecil, tetapi Hejazi mengatakan masalah konten palsu dan ilegal ada di seluruh industri.

“Saya pikir ini adalah masalah yang cukup mendasar dengan Web3,” katanya.

Tidak hanya Cent, Pasar NFT terbesar, OpenSea, juga mengungkapkan masalah yang serupa bulan lalu. Pasar NFT ini menyebut ada lebih dari 80% dari NFT yang dicetak secara gratis di platformnya merupakan “karya yang dijiplak, koleksi palsu, dan spam”.

Baca juga: Selain OpenSea, Ini 5 Situs Jual Beli NFT untuk Raup Cuan

Bagi banyak penggemar NFT, sifat terdesentralisasi dari teknologi blockchain menarik, memungkinkan pengguna untuk membuat dan memperdagangkan aset digital tanpa otoritas pusat yang mengendalikan aktivitas.

Namun Hejazi mengatakan perusahaannya tertarik untuk melindungi pembuat konten. Dalam waktu dekat, dia mengatakan Cent dapat memperkenalkan kontrol terpusat untuk memfasilitasi pembukaan kembali pasarnya. Perusahaan kemudian dapat mengeksplorasi solusi yang lebih terdesentralisasi untuk masalah tersebut.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...