Jumat, April 26, 2024

Dianggap Langgar Privasi, Warga Protes Rumahnya Difoto Google Street View

Techbiz.id – Seorang warga Tangerang mengajukan protes kompleks rumah huniannya difoto oleh Google Street View (GSV). Khairul Anam sang pemilik rumah pun menyebut, aksi yang dilakukan oleh Google atau GSV ini telah melanggar aturan hak privasi. Hingga kemudian, ia meminta surat izin kepada tim GSV itu.

“Waktu itu ada mobil Honda HR-V masuk kompleks, lengkap dengan kamera dan lain-lain. Waktu saya tanya, dia ngakunya sudah izin satpam, yang tidak tahu apa-apa soal mobil GSV itu. Pas saya minta surat izin, dia menyodorkan surat dukungan dari deputi KSP,” kata Khairul kepada wartawan, Senin (25/10/2021).

Khairul menerangkan surat yang diserahkan petugas GSV diteken oleh Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo pada 10 Agustus 2018. Seperti yang diketahui, Eko pada tahun 2018 memang menjabat sebagai Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan. Namun kini, sudah tidak menjabat lagi.

“Siapa yang mengeluarkan endorse itu agar @googleindonesia leluasa motret sembarang tempat? Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Surat dukungan itu diteken 10 Agustus 2018. Surat itu kita foto juga. @googleindonesia #GoogleLanggarPrivasi,” paparnya.

Khairul menjelaskan surat itu hanya berupa dukungan Google untuk melaksanakan GSV dalam rangka Asian Games 2018 lalu, dan tidak terkait dengan kompleks huniannya.

“Itu surat dukungan buat Google melaksanakan GSV dalam rangka mensukseskan Asian Games 2018. Apa hubungannya sama kompleks saya?” ujarnya.

Ia pun langsung meminta tim GSV untuk menghapus foto kompleksnya itu. Kesepakatan penghapusan foto itu pun disetujui. Namun, rupanya hanya sesaat.

Pada hari berikutnya, Khairul justru melihat kompleksnya telah ada di Google Street View lengkap dengan detail jalan dan teras rumah.

“Kupikir masalah selesai. Ternyata kemarin dikasih orang kompleks ternyata kompleks kami masuk di Google Street View, lengkap dengan detail jalan, teras rumah, dan lain-lain,” ungkap Khairul.

Melihat hal itu, dirinya menegaskan kompleks hunian tersebut tidak memiliki jalan tembus dan hanya ada satu akses gerbang. Sehingga ia mempertanyakan untuk apa memotret kompleks tersebut.

“Sekali lagi, kompleks rumah saya tidak punya jalan tembus, hanya satu gerbang, dan hanya digunakan oleh penghuni. Jadi kenapa Google dan mitranya seenaknya memotret rumah, pekarangan dan jalanan kompleks kami?” kata Khairul.

Baca juga: Google Meet Gulirkan Fitur untuk Hentikan Seluruh Aktivitas Peserta

Terlebih lagi, tim GSV, dikatakan Khairul menggunakan surat dukungan KSP untuk masuk ke permukimannya dan melakukan foto-foto dalam konteks Asian Games. Pada akhirnya, Khairul pun tetap meminta Google untuk memutus akses atau men-take down hasil pemotretan kompleks miliknya.

“Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk men-take down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan tidak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal nonpublik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi,” tandasnya.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...