Sabtu, April 27, 2024

Mantan Pekerja Sebut Facebook Pilih Keuntungan Ketimbang Keamanan

Techbiz.id – Mantan pekerja menyebut bahwa Facebook lebih memilih keuntungan ketimbang keamanan. Ini terungkap melalui sejumlah dokumen Facebook terkait isu kesehatan mental anak-anak pada Minggu (3/10/2021) waktu setempat.

Baru-baru ini identitas pelapor tersebut terungkap melalui sebuah wawancara televisi CBS. Ia adalah Frances Haugen yang merupakan mantan karyawan Facebook.

Sebelumnya, Senator Amerika Serikat melakukan sidang setelah seorang pelapor yang tidak disebutkan namanya membagikan dokumen kepada anggota parlemen AS dan The Wall Street Journal.

Dalam dokumen tersebut, Haugen merinci bagaimana Facebook mengetahui bahwa produknya, termasuk Instagram, membahayakan kesehatan mental anak-anak dan remaja.

Lebih lanjut, dalam wawancara CBS, Haugen mengungkapkan bahwa Facebook secara substansial lebih buruk daripada apa pun yang pernah dilihatnya sebelumnya.

“Facebook berulang kali telah menunjukkan bahwa mereka memilih keuntungan daripada keamanan. Itu seperti menyubsidi, membayar keuntungannya dengan keselamatan kita. Versi Facebook yang ada saat ini menghancurkan masyarakat kita dan menyebabkan kekerasan etnis di seluruh dunia,” kata Haugen dikutip dari AFP, Senin (4/10/2021).

Algoritma yang digunakan facebook, dikatakan Haugen, dapat memicu reaksi lebih banyak pada konten yang tampil di halaman beranda pengguna.

“Facebook telah menyadari bahwa jika mereka mengubah algoritma menjadi lebih aman, orang akan menghabiskan lebih sedikit waktu di situs, mereka akan mengeklik lebih sedikit iklan, mereka akan menghasilkan lebih sedikit uang,” ujarnya.

Menanggapi ini, Wakil presiden kebijakan dan urusan global Facebook, Nick Clegg, dengan keras membantah pernyataan bahwa platformnya tidak layak untuk remaja.

Dilansir dari The New York Times, Clegg juga menulis memo dalam 1.500 kata kepada stafnya yang memperingatkan mereka tentang tuduhan “menyesatkan” tersebut.

Baca juga: Facebook Kini Kebagian Fitur Instagram Reels

Perubahan sistem peringkat algoritmik pada satu platform media sosial menurut Clegg, tidak dapat menjelaskan polarisasi masyarakat yang lebih luas.

Dirinya bahkan membantah rangkaian laporan Wall Street Journal yang menyebutkan penelitian internal Facebook terkait dampak kesehatan mental terhadap remaja.

“Ini sama sekali tidak didukung oleh penelitian kami atau penelitian orang lain bahwa Instagram buruk atau beracun bagi semua remaja,” kata Clegg sambil menambahkan bahwa penelitian Facebook akan terus berlanjut.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...