Selasa, April 30, 2024

Saingi TikTok, Facebook Siap Dirombak Besar-besaran

Techbiz.id – Mark Zuckerberg dan eksekutif Meta lainnya telah menjelaskan selama beberapa waktu bahwa bersaing dengan TikTok adalah prioritas utama mereka.

Dengan tujuan utama itu, Meta selaku induk perusahaan dilaporkan berencana untuk merombak total aplikasi Facebook. Tak main-main, platform jejaring sosial ini tengah mengerjakan desain ulang besar-besaran dari feed utama Facebook.

Feed utama tersebut nantinya akan sangat menekankan konten yang direkomendasikan dari halaman, pembuat, dan orang-orang yang belum diikuti, menurut sebuah memo dari Tom Alison yang mengepalai aplikasi Facebook di Meta, dilansir dari The Verge.

Lebih lanjut, memo tersebut menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengubah Facebook menjadi “Discovery Engine,” yang akan sangat bergantung pada rekomendasi, mirip dengan umpan “For You” TikTok.

Rekomendasi terutama akan datang dari konten “tidak terhubung”, termasuk Reel, dan pengguna akan melihat lebih sedikit pos dari teman dan keluarga di feed mereka.

Rencana tersebut juga akan membawa kotak masuk Messenger kembali ke aplikasi Facebook dalam upaya mendorong pengguna untuk berbagi lebih banyak konten dari “Discovery Engine.”

Namun masih belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan Meta untuk mengimplementasikan perubahan ini. Sebab, beberapa di antaranya mencerminkan perubahan yang sudah terjadi di Instagram.

Meski begitu, ini bukanlah pertama kalinya para eksekutif Meta telah mengisyaratkan pada perubahan besar yang akan datang di aplikasi Facebook, atau bahkan pertama kali mendengar tentang “Discovery Engine.”

Zuckerberg sempat mengatakan pada bulan April bahwa perusahaan berada di tengah-tengah “pergeseran besar” yang akan mengubah dinamika feed untuk menekankan rekomendasi berbasis AI di atas grafik sosial pengguna.

Namun, memo dari Alison memperjelas betapa pentingnya prioritas baru bagi Facebook, yang berusaha semaksimal mungkin untuk mengejar TikTok.

Di sisi lain, bertambahnya rekomendasi juga bisa menjadi masalah bagi perusahaan. Algoritme rekomendasi perusahaan saat ini dinilai salah karena mengeksploitasi perpecahan dan mempromosikan keterangan yang tidak tepat.

Namun, Alison mengatakan bahwa akan ada aturan yang lebih ketat untuk konten yang direkomendasikan, perusahaan sering kesulitan untuk menegakkan aturannya sendiri.

Baca juga:

Dan, khususnya, dalam memonya Alison menyatakan bahwa perusahaan mengubah cara memandang kewajibannya untuk mengurangi “pengalaman negatif.”

“Mengurangi pengalaman negatif’ telah dihapus sebagai prioritas produk karena lebih tepat dikaitkan dengan budaya produk yang kami coba bangun melalui pendekatan kami untuk menjadi ‘Terpercaya,’ ‘Berpusat pada Orang,’ dan ‘Terpadu,’” tulis Alison .

“Fokus kami adalah melakukan ini secara holistik di semua produk kami sebagai bagian permanen dari budaya kami, bukan prioritas jangka pendek.” pungkasnya.

Terkait

Artikel Terkait

Memajukan Potensi Digital Bersama Gerakan 100% untuk Indonesia

Techbiz.id - Akses internet merupakan salah satu sarana terbaik untuk membuka berbagai peluang baru bagi masyarakat. Tergantung bagaimana pemanfaatannya,...