Techbiz.id – Paska heboh penerapan aturan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), Google Cs, Spotify, Telegram Netflix dan lain-lainya, akhirnya tunduk dan mau mendaftarkan diri.
Ini tentu kabar baik, namun yang menjadi pertanyaan besar selanjutnya, butuh langkah apa lagi agar aturan PSE ini bisa mendorong kesetaraan/equal playing field, antara penyedia layanan asing, jaringan dan pemerintah bisa sama-sama untung?
Ketua Bidang Platformatika MASTEL, Djarot Subiantoro kepada Techbiz menjelaskan, kunci dari ‘harapan’ tersebut ada pada keberanian dan ketegasan Pemerintah dalam penerapan aturan PSE ini.
“Dan mesti berlaku kepada semuanya, jangan ada pembedaan dari pemain asing, dengan alasan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat, misal seperti Google, Instagram untuk promosi produk, Youtube untuk iklan. Dan kepada pemain lokal juga demikian,” Katanya, Selasa (26/7/2022).
“Jadi fokuskan kepada tujuan dari peraturan ini, yang telah dikaji dan digagas sebelumnya. Agar hasil akhirnya pun pun dapat terealisasi,” lanjutnya.
Baca juga:
Dan yang juga menjadi penting ialah untuk mempertahankan taji aturan PSE ini kedepan, lantaran menurut Djarot bisa menjadi momentum penting unjuk ketegasan pemerintah, untuk kembali mengikat komitmen perusahaan digital asing itu berkontribusi lebih di Indonesia.
“Terbukti dari penerimaan/kepatuhan pelaku-pelaku global terhadap pendaftaran tersebut. Tantangannya adalah kelanjutan dari paska pendaftaran tersebut, seyogyanya dapat mengarah kepada tujuan yang diharapkan, secara cepat,” ucapnya.
Sekedar tambahan, berdasarkan pemberitahuan dalam laman pse.kominfo.go.id, data yang ditampilkan per tanggal 25 Juli 2022 pukul 17:39 zona waktu Asia/Jakarta, PSE Asing yang sudah terdaftar sebanyak 216 PSE, diantaranya Instagram, Facebook, WhatsApp, Netflix, serta Spotify.
Sementara itu jumlah PSE Domestik yang mendaftar sebanyak 8.464 PSE.(IM)